Bagi manusia yang dipenuhi dengan hubuddunia hidup terasa singkat,
Maka baginya adalah menjadi masalah ketika orang bicara kematian,
Manusia yang demikian pikun dibuat oleh pikirannya,
Dunia baginya tempat menuai penderitaan,
Kehilangan apapun terasa sangat menderita lupa akan hakikatnya,
Sungguh malang nasibnya, bagaikan tak ada lagi kehidupan,
Lupa akan hidup abadi menjauh dari kenyataan yang menelikung diri,
Biasanya dia menganggap kaidah agama tak pantas untuk dipegang,
Justru adanya sangat sedikit ketika keinginannya menjauh dari diri,
Kalau dunia menjauh dia menangis bagaikan anak kecil,
Sama saja bagi manusia yang dililit kenikmatan dunia takut akan mati,
Menganggap hidup tak ada batas usia, seolah hidup seribu tahun,
Adalah dia yang salah memaknai hidup yang tak tahu arah,
Gelisah semakin menjadi baginya ketika ada yang mati,
Azab hidup bagi manusia yang menderita takut mati melupakan Dia,
Sesungguhnya naluri ingin hidup bahagia sangat didambakan,
Cara manusia hidup tak mengacu bagaimana semestinya hidup,
Tak membekas pelajaran hidup walau telah diajari,
Luapan emosi manusia yang memperkarakan mati sangat ilusi,
Apapun menjadi kalut tanpa arti yang maknawi,
Beribu angan mengahantui jiwa yang merugi,
Bak seorang lagi menanti pintu yang tak bertepi,
Sadarlah hai manusia bahwa engkau pasti mati,
Siapapun dirimu takkan lari ajal menjauh dari sisi kedua kaki,
Menangislah bila perlu untuk mengakhiri cerita palsu,
Masalah mati bukanlah perkara tabu.
Lakukanlah dengan hati yang merindu kepada Allah Yang Maha Tahu,
Tak perlu ragu dan malu-malu pasti Allah bantu untuk tahu dirimu,
Maka baginya adalah menjadi masalah ketika orang bicara kematian,
Manusia yang demikian pikun dibuat oleh pikirannya,
Dunia baginya tempat menuai penderitaan,
Kehilangan apapun terasa sangat menderita lupa akan hakikatnya,
Sungguh malang nasibnya, bagaikan tak ada lagi kehidupan,
Lupa akan hidup abadi menjauh dari kenyataan yang menelikung diri,
Biasanya dia menganggap kaidah agama tak pantas untuk dipegang,
Justru adanya sangat sedikit ketika keinginannya menjauh dari diri,
Kalau dunia menjauh dia menangis bagaikan anak kecil,
Sama saja bagi manusia yang dililit kenikmatan dunia takut akan mati,
Menganggap hidup tak ada batas usia, seolah hidup seribu tahun,
Adalah dia yang salah memaknai hidup yang tak tahu arah,
Gelisah semakin menjadi baginya ketika ada yang mati,
Azab hidup bagi manusia yang menderita takut mati melupakan Dia,
Sesungguhnya naluri ingin hidup bahagia sangat didambakan,
Cara manusia hidup tak mengacu bagaimana semestinya hidup,
Tak membekas pelajaran hidup walau telah diajari,
Luapan emosi manusia yang memperkarakan mati sangat ilusi,
Apapun menjadi kalut tanpa arti yang maknawi,
Beribu angan mengahantui jiwa yang merugi,
Bak seorang lagi menanti pintu yang tak bertepi,
Sadarlah hai manusia bahwa engkau pasti mati,
Siapapun dirimu takkan lari ajal menjauh dari sisi kedua kaki,
Menangislah bila perlu untuk mengakhiri cerita palsu,
Masalah mati bukanlah perkara tabu.
Lakukanlah dengan hati yang merindu kepada Allah Yang Maha Tahu,
Tak perlu ragu dan malu-malu pasti Allah bantu untuk tahu dirimu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar