Biar kuhirup udara tanpa mengadu kepada siapa pun,
Tetapi Hatiku berkata aku tak mungkin bisa tanpa Ada-Nya yang memberi,
Bukankah aku ada dalam kerinduan yang hakiki,
Meski aku tahu ada yang tak menerima kehadiran-Nya dalam diriku,
Sadar akan hakikat diriku adakah yang mengajakku mengerti arti hidup,
Sungguh begitu pilu bila kutak tahu bagaimana sesungguhnya makna hidup,
Andaikan adanya adalah bagian dari Kehadiran-Nya,
Mengapa aku tak juga mengerti akan apa yang semstinya kuperbuat,
Dahulu ketika aku dihidupkan aku merasakan ada yang mengabarkan Ada-Nya,
Aku sungguh tak mengerti kenapa kini aku rindu tapi belum juga mau,
Andai saja kutahu manusia hanya sebagai asuhan ilham maka tak mesti begitu,
Hidupku seolah tak mau tahu ada apa sesungguhnya,
Sedari aku sadar pasti kutak mungkin menjauh dari seharusnya,
Sayang hidupku penuh dengan kepalsuan yang menyeretku tak mampu lawan,
Alangkah nestapa hidupku bila kuterus ikuti kemauan yang palsu,
Manusia pandai tapi tak berarti ketika hidup bersama kenistaan,
Oh Tuhan, nasibku mengapa demikian,
Adakah bagiku untuk mengharap Engkau jalani sebagaimana Kehendak-Mu?
Terlampau sulit bagiku andaikan tak ada yang mengajariku bagaimana hidup,
Suasana jiwa terlampau mengajak kepada jalan yang penuh liku,
Jatah hidup sudah pasti lalu aku tak tahu,
Bagaimana aku menerima kabarku sesudah jatahku menuju kepada-Nya,
Langkahku tak mungkin terus begini tanpa ada kekuatan yang menakjubkan,
Kusadari itu walau gairah jiwa masih juga lalai mengubah gayaku,
Ke mana ku mencari sandaran bila ku mau jalani hidup yang seharusnya?
Adakah jalan menembus dengan kesiapan mentalku?
Jumlah hari tak terhitung dengan sadar untuk ku berubah,
Mengapa tak juga mengikuti jalan yang kupinta kepada-Mu,
Jihadku kepada-Mu tak buahkan hasil karena menderu rayuan iblis,
Sungguh aku membutuhkan-Mu menekuk lidahnya yang pandai menipu,
Junjunglah aku dari lembah yang lupa akan kesucian,
Tak mungkin bila diriku mesti mengangkat kecongkakan setan tanpa-Mu,
Inilah deritaku kukabarkan kepada Kekuasaan-Mu,
Keluasan ampunan dan keridoan-Mu selalu kunanti,
Sebab diriku sudah teramat lesu untuk menggairahkan keniscayaanku,
Sudahi kelemahanku yang seolah kemampuanku,
Bagaimanapun diriku, Engkau pasti Tuhanku,
Ya Robbi aku berharap hidupku berada di dalam Kekuasaan-Mu
Tetapi Hatiku berkata aku tak mungkin bisa tanpa Ada-Nya yang memberi,
Bukankah aku ada dalam kerinduan yang hakiki,
Meski aku tahu ada yang tak menerima kehadiran-Nya dalam diriku,
Sadar akan hakikat diriku adakah yang mengajakku mengerti arti hidup,
Sungguh begitu pilu bila kutak tahu bagaimana sesungguhnya makna hidup,
Andaikan adanya adalah bagian dari Kehadiran-Nya,
Mengapa aku tak juga mengerti akan apa yang semstinya kuperbuat,
Dahulu ketika aku dihidupkan aku merasakan ada yang mengabarkan Ada-Nya,
Aku sungguh tak mengerti kenapa kini aku rindu tapi belum juga mau,
Andai saja kutahu manusia hanya sebagai asuhan ilham maka tak mesti begitu,
Hidupku seolah tak mau tahu ada apa sesungguhnya,
Sedari aku sadar pasti kutak mungkin menjauh dari seharusnya,
Sayang hidupku penuh dengan kepalsuan yang menyeretku tak mampu lawan,
Alangkah nestapa hidupku bila kuterus ikuti kemauan yang palsu,
Manusia pandai tapi tak berarti ketika hidup bersama kenistaan,
Oh Tuhan, nasibku mengapa demikian,
Adakah bagiku untuk mengharap Engkau jalani sebagaimana Kehendak-Mu?
Terlampau sulit bagiku andaikan tak ada yang mengajariku bagaimana hidup,
Suasana jiwa terlampau mengajak kepada jalan yang penuh liku,
Jatah hidup sudah pasti lalu aku tak tahu,
Bagaimana aku menerima kabarku sesudah jatahku menuju kepada-Nya,
Langkahku tak mungkin terus begini tanpa ada kekuatan yang menakjubkan,
Kusadari itu walau gairah jiwa masih juga lalai mengubah gayaku,
Ke mana ku mencari sandaran bila ku mau jalani hidup yang seharusnya?
Adakah jalan menembus dengan kesiapan mentalku?
Jumlah hari tak terhitung dengan sadar untuk ku berubah,
Mengapa tak juga mengikuti jalan yang kupinta kepada-Mu,
Jihadku kepada-Mu tak buahkan hasil karena menderu rayuan iblis,
Sungguh aku membutuhkan-Mu menekuk lidahnya yang pandai menipu,
Junjunglah aku dari lembah yang lupa akan kesucian,
Tak mungkin bila diriku mesti mengangkat kecongkakan setan tanpa-Mu,
Inilah deritaku kukabarkan kepada Kekuasaan-Mu,
Keluasan ampunan dan keridoan-Mu selalu kunanti,
Sebab diriku sudah teramat lesu untuk menggairahkan keniscayaanku,
Sudahi kelemahanku yang seolah kemampuanku,
Bagaimanapun diriku, Engkau pasti Tuhanku,
Ya Robbi aku berharap hidupku berada di dalam Kekuasaan-Mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar