Senin, 30 Agustus 2010

Do'a

Hakikat bukan kewajiban yang diperintahkan,
      justru kesungguhan yang dicari.
Meski bukan wajib yang melandasi, do’a sangat menentukan,
     dalam mencari kehidupan sejati.
Manusia tak dapat pungkiri kebahagiaan dalam pelukan,
     sebab hidup di dunia takkan abadi.
Munajat sang hamba orang pilihan senantiasa mengadukan,
     berbagai pernak-pernik yang menghampiri.
Bukan tak ada persoalan yang membingungkan,
     setiap jiwa pasti mengalami silih berganti.
Jika bukan do’a yang dipanjatkan, apalagi yang ingin disebutkan,
     hanya itu senjata yang dijadikan perisai diri.


Selengkapnya

Jumat, 27 Agustus 2010

Janji Allah

Lalai adalah sifat yang berlaku bagi manusia karena ujian dunia,
      Harta benda bukanlah satu-satunya yang menjanjikan kesenangan.
Janji dunia adalah palsu, tapi manusia sangat menyenanginya,
      Kesenangan manusia hidup di dunia karena mudah dijanjikan.
Sudah lama manusia berlaku demikian untuk mengejar hawa nafsunya,
      Lihatlah bagaimana mereka kesudahannya karena cinta kepalsuan.
Tak mungkin sama janji dunia dengan janji Allah Yang Maha Mulia,
      Pasti itu berlaku bagi janji-Nya, tapi palsu adalah tabiat kejahatan.
Adakah manusia mulia karena mengejar janji yang ditawarkan dunia?
      Kebohongan adalah wujud asli setiap janji yang ditawarkan.
Mengapa manusia tidak mau menerima janji Allah yang sebenarnya?
      Janji-Nya adalah kebenaran-Nya, sungguh tak ada kebohongan.

Selengkapnya

Kamis, 26 Agustus 2010

Ada Dia di Mana-mana

Anda hai suara yang selalu bergemuruh pada pagi, siang, dan malam hari,
      Sudahkan kau tahu seperti apa suaramu, kau hanya bersuara?
Gula kau memang manis tapi kau yang bisa meracuni, sakit, lalu mati,
      Sudahkah kau tahu bagaimana rasa manismu?
Api hai kau yang menjadikan semua benda hangus terbakar, lukai dan mati,
      Sudahkan kau tahu bagaimana rasa panasmu?
Tak ada satu pun yang tahu walau dia berada di dalam diri sendiri,
      Apa pun itu hanya tahu karena Dia memberi tahu,
Dia ada di mana-mana dari pagi kembali lagi pagi,
      Kemanakah kau berlari, Dia takkan lari jauh bersamamu,
Dia Ada sebagaimana Ada-Nya yang takkan ada yang mau mengerti,
      Kalau kau tahu bagaimana Dia berada, maka pasti kau tahu,
Bala tentara makhluk yang selalu mengajak diri pasti,
      Mengapa kau selalu mau ditipu, dirayu, dan kau tak tahu,
Pikirlah dirimu hai makhluk yang selalu menguasai diri-diri,
      Apa dirimu tahu Dia tahu siapa kamu
Dia berada di manapun yang Dia adalah Yang Maha Terpuji,
      Aku kata-Nya akan senantiasa berlaku untuk semua makhluk-Ku
Ada Dia kini di hatimu bila kau sebut nama-Nya dalam diri,
      Salam buat kamu yang masih ragu dan tak mau tuk bertemu,

Selengkapnya

Selasa, 24 Agustus 2010

Perhitungan Allah

Menghitung berapa banyak perbuatan manusia sebagai makhluk,
      Begitu mudah bagi Allah menemukan jumlahnya,
Kalau dalam sehari ada lima maka Allah tidak mengantuk,
      Jika itu ada semilyar manusia Allah tidak perlu bertanya,
Gerangan siapa yang akan berlari dari arah pintu masuk,
      Maka tak ada satupun yang menghindarinya,
Satu, dua, dan seterusnya jumlah yang tak berbentuk,
      Kurang dari itu juga semuanya hanya angka,
Perhitungan Allah tak sama dengan perhitungan pungguk,
      Jangan mencoba bertanya kepandaian Allah Azza wa Jalla,
Pasti tepat hitungannya dalam berapapun jumlahnya makhluk,
      Dengan lebih cepat dari kecepatan apapun hitungannya,
Adalah manusia yang merugi akan berada dirinya dalam tengkuk,
      Sangat dekat dari makhluk yang adanya dia dalam dunia.

Selengkapnya

Kamis, 19 Agustus 2010

Relung Kehidupan

Kepunyaan siapa jalan-jalan itu yang kulewati,
       Siapapun lewati jalan itu tanpa ragu,
Melirik kemanapun tanpa ada yang mengganggu,
       Bagi yang ingin sejenak singgah pun boleh,
Mampirlah walau hanya dengan berat kaki melangkah,
       Semua pasti tak bisa menghindar meski sekejap,
Kemanapun pasti relung hadir dalam kehidupan,
       Sebab itulah pintu menuju kepada hakikat,
Senang bila kau memang seorang hamba yang soleh,
       Pasti kau sebagian dari mereka yang selalu merindu,
Tujuan kemana yang ingin kau langkahi dalam arahmu,
       Bukan berarti tiada yang tahu jalan hidupmu,
Sedikit lengah kau tertipu pada arah yang tak menentu,
       Jangan bimbang teruslah maju ke depan pintu yang satu,
Tak ada waktu bagimu untuk melarikan diri tanpa ragu,
       Jalan itu terus menjumpai dirimu ke arah maumu,
Maka dari itu kau tak mampu tanpa lewati relung sudah tahu,
       Manusia mana yang tak luput dari kemilau hidup palsu,
Jalan itu membuat kau tak mau berkilah dengan akalmu,
       Sudah ada dalam rentang waktu yang dituju,
Relung kehidupan pasti langkahkan kakimu menuju pintu,
       Jangan kau bersikap bagaikan tak mau tahu.

Selengkapnya

Rabu, 18 Agustus 2010

Ma'rifatullah

Melalui jalan yang tak bertepi terasa sangat sunyi,
       Samudera pun sepi dari para pencari rezeki,
Ya Robbi Engkaukah yang aku cari selama ini,
       Kini kudapati jalan yang selalu abadi setia menanti,
Beribu pasang mata hati tak mau mendekati,
       Diam tak berani untuk menyertai,
Begitu lengang tanpa ada yang menemani,
       Diriku dibuat terpanah oleh sinar yang berseri,
Kucoba untuk menatap tapi ada rasa tak berani,
       Duhai pelita begitu indah tak tampak melukai,
Ada juga yang mau menghampiri penuh asyik dalam diri,
      Wajah-Nya begitu menua tapi tak tampak asli sekali,
Mukaku tak ada tapi Wajah-Mu kudapati dalam hati,
       Seolah tak mungkin bahwa itu terjadi di dalam bingkai hati,
Ma’rifatullah orang menyebut peristiwa yang dialami,
       Seorang penempuh jalan yang sudah mencapai pada puncak rahasia ilahi,
Pintu hati kini mulai terasa terisi penuh dengan percaya diri,
       Sekalipun tak ada orang yang menyalami bunga hati tersenyum abadi,
Soal asal usul mulai menjadi panutan manusia sejati,
       Baru aku sadari tidak ada yang menempati posisi,
Bergetar sanubari yang berada di balik pujaan manusiawi,
       Sadar akan diri bahwa Allah Yang Maha Terpuji.

Selengkapnya

Senin, 16 Agustus 2010

Masalah Ingat Mati

Bagi manusia yang dipenuhi dengan hubuddunia hidup terasa singkat,
        Maka baginya adalah menjadi masalah ketika orang bicara kematian,
Manusia yang demikian pikun dibuat oleh pikirannya,
        Dunia baginya tempat menuai penderitaan,
Kehilangan apapun terasa sangat menderita lupa akan hakikatnya,
        Sungguh malang nasibnya, bagaikan tak ada lagi kehidupan,
Lupa akan hidup abadi menjauh dari kenyataan yang menelikung diri,
        Biasanya dia menganggap kaidah agama tak pantas untuk dipegang,
Justru adanya sangat sedikit ketika keinginannya menjauh dari diri,
        Kalau dunia menjauh dia menangis bagaikan anak kecil,
Sama saja bagi manusia yang dililit kenikmatan dunia takut akan mati,
        Menganggap hidup tak ada batas usia, seolah hidup seribu tahun,
Adalah dia yang salah memaknai hidup yang tak tahu arah,
        Gelisah semakin menjadi baginya ketika ada yang mati,
Azab hidup bagi manusia yang menderita takut mati melupakan Dia,
        Sesungguhnya naluri ingin hidup bahagia sangat didambakan,
Cara manusia hidup tak mengacu bagaimana semestinya hidup,
        Tak membekas pelajaran hidup walau telah diajari,
Luapan emosi manusia yang memperkarakan mati sangat ilusi,
        Apapun menjadi kalut tanpa arti yang maknawi,
Beribu angan mengahantui jiwa yang merugi,
        Bak seorang lagi menanti pintu yang tak bertepi,
Sadarlah hai manusia bahwa engkau pasti mati,
        Siapapun dirimu takkan lari ajal menjauh dari sisi kedua kaki,
Menangislah bila perlu untuk mengakhiri cerita palsu,
        Masalah mati bukanlah perkara tabu.
Lakukanlah dengan hati yang merindu kepada Allah Yang Maha Tahu,
        Tak perlu ragu dan malu-malu pasti Allah bantu untuk tahu dirimu,

Selengkapnya

Minggu, 15 Agustus 2010

Selalu Tersenyum

Kemana manusia mencari keindahan hakiki tanpa merasa lelah?
        Badan sulit lakukan mata bersedih tanpa melupakan kekacauan,
Adakah manusia dapat hapus kesedihan dari matanya?
        Jamaah tablig akbar pun tak mampu selain dirinya,
Salahkah jika kau senyum tanpa merasa kelu bibir?
        Manusia sangat mendambakan bibir yang menyejukkan hati,
Senyum hapus duka yang melingkup dunia tanpa tanya,
        Buang semua keluh kesah bila ada senyum di bibir,
Tidur sebagai istirahat menjadi sebetulnya terjadi,
        Sebab tak ada luka di hati, nestapa pun tiada,
Jendela semilirkan udara segar di saat bangun dari tidurku,
        Tidak ada sepi tanpa suara selain ada keindahan langsung dari hati,
Di alam yang penuh dusta maka tersenyumlah sebagai keindahan tiada tara,
        Senyum membawa berkah bagi setiap manusia yang melihatnya,
Kejahatan manusia takkan sirna tanpa merasa ada senyum dengan sesama,
        Ceria adalah suasana yang sangat didamba oleh sang ksatria,
Mengapa tiada yang mencoba untuk membuat hati menjadi mulia,
        Cerita manusia akan derita tak mungkin sirna bila tiada mulut bicara,
Akankah segera akhiri dunia yang penuh luka tiada akhir?
        Sudahlah kau derita jika hanya melihat tanpa mau berbagi senyum

Selengkapnya

Jumat, 13 Agustus 2010

Jauh Panggang daripada Api

Sempurna hidup tak mesti lampaui keinginan palsu.
       Jatah hidup tak berarti menggebu bagaikan tak ada kendali,
Suka atau duka merupakan kemilau cahaya yang merumput,
      Biar lebih dari keinginan jangan ikuti bila itu kebohongan,
Gunakan keimanan menjadi payung dalam setiap keputusan,
      Sebab tak mungkin Kehendak-Nya berada jauh di bawah keinginan,
Suka itu biasa dalam hidup larut yang tak sadar diri,
      Hanya itu yang dituruti bagi yang tak tahu,
Kalau mau ada yang langsung dipenuhi maka pasti Allah Yang Tahu,
      Jangan jauh dari-Nya bila disadari,
Derita hidup bukan di atas kemauan,
      Pelitanya ada bagaimana cara memandang peluang kebajikan,
Sudah banyak manusia yang terlampau menjerumuskan diri untuk hidup,
      Sulit bila datang saat yang tak mungkin diundur walau sekejap,
Gairahkan luapan yang berada di balik tak kelihatan,
      Sudah pasti nikmat tanpa disadari,
Kemilau hidup bukan tergantung dari apa yang tak patut,
      Justru kemilau jatuhkan apa yang semestinya tak keliru,
Kesadaran diri perlu untuk tidak terjebak himpitan lapuk,
      Sepertinya kuat padahal lemah tak berdaya,
Gairah hidup tak sadari mekarnya bunga kemerdekaan diri,
      Bila terus tanpa dukungan kebijaksanaan Hati,
Berbaurlah dengan luapan yang menerima keadaan meraih kebahagiaan,
      Di sanalah manusia berada tanpa melampaui adanya yang di luar sejati,
Punggukpun tak mampu raih bulan,
      Buaian mimpi indah tak seperti nyata sulit dihidupkan

Selengkapnya

Kehidupan Manusia

Biar kuhirup udara tanpa mengadu kepada siapa pun,
       Tetapi Hatiku berkata aku tak mungkin bisa tanpa Ada-Nya yang memberi,
Bukankah aku ada dalam kerinduan yang hakiki,
       Meski aku tahu ada yang tak menerima kehadiran-Nya dalam diriku,
Sadar akan hakikat diriku adakah yang mengajakku mengerti arti hidup,
       Sungguh begitu pilu bila kutak tahu bagaimana sesungguhnya makna hidup,
Andaikan adanya adalah bagian dari Kehadiran-Nya,
       Mengapa aku tak juga mengerti akan apa yang semstinya kuperbuat,
Dahulu ketika aku dihidupkan aku merasakan ada yang mengabarkan Ada-Nya,
       Aku sungguh tak mengerti kenapa kini aku rindu tapi belum juga mau,
Andai saja kutahu manusia hanya sebagai asuhan ilham maka tak mesti begitu,
       Hidupku seolah tak mau tahu ada apa sesungguhnya,
Sedari aku sadar pasti kutak mungkin menjauh dari seharusnya,
       Sayang hidupku penuh dengan kepalsuan yang menyeretku tak mampu lawan,
Alangkah nestapa hidupku bila kuterus ikuti kemauan yang palsu,
      Manusia pandai tapi tak berarti ketika hidup bersama kenistaan,
Oh Tuhan, nasibku mengapa demikian,
      Adakah bagiku untuk mengharap Engkau jalani sebagaimana Kehendak-Mu?
Terlampau sulit bagiku andaikan tak ada yang mengajariku bagaimana hidup,
      Suasana jiwa terlampau mengajak kepada jalan yang penuh liku,
Jatah hidup sudah pasti lalu aku tak tahu,
      Bagaimana aku menerima kabarku sesudah jatahku menuju kepada-Nya,
Langkahku tak mungkin terus begini tanpa ada kekuatan yang menakjubkan,
      Kusadari itu walau gairah jiwa masih juga lalai mengubah gayaku,
Ke mana ku mencari sandaran bila ku mau jalani hidup yang seharusnya?
      Adakah jalan menembus dengan kesiapan mentalku?
Jumlah hari tak terhitung dengan sadar untuk ku berubah,
      Mengapa tak juga mengikuti jalan yang kupinta kepada-Mu,
Jihadku kepada-Mu tak buahkan hasil karena menderu rayuan iblis,
       Sungguh aku membutuhkan-Mu menekuk lidahnya yang pandai menipu,
Junjunglah aku dari lembah yang lupa akan kesucian,
       Tak mungkin bila diriku mesti mengangkat kecongkakan setan tanpa-Mu,
Inilah deritaku kukabarkan kepada Kekuasaan-Mu,
       Keluasan ampunan dan keridoan-Mu selalu kunanti,
Sebab diriku sudah teramat lesu untuk menggairahkan keniscayaanku,
       Sudahi kelemahanku yang seolah kemampuanku,
Bagaimanapun diriku, Engkau pasti Tuhanku,
       Ya Robbi aku berharap hidupku berada di dalam Kekuasaan-Mu

Selengkapnya

Kamis, 12 Agustus 2010

Gema Ramadhan

Bukti Allah atas hamba-Nya di bulan Ramadhan sangat tampak,
       Dengan penuh khidmat manusia berhamburan menuju masjid dan surau,
Duhai hamba-Ku ada apa kau menuju masjid-Ku?
       Susahkah kamu mempersiapkan rumah menjadi masjidmu?
Di alam penuh persaingan seperti ini bahkan masjid jadi tempat wirausaha,
       Ramadhan berkahi hamba-Nya karena tak pantas membiarkan mereka,
Sudahkah Ramadhan menjadi madrasah bagi keluargamu?
       Ramadhan mendidikmu dengan gemanya yang tak kalah dengan suaramu,
Tidak itu saja, Ramadhan juga merupakan bulan yang memenuhi berkah untukmu,
       Kemudian jadilah kamu mulia di sisi Allah Azza wa Jalla,
Gaung Ramadhan lumpuhkan kebiasaan manusia beriman yang sok suci,
       Genap apa saja yang diminta manusia Ramadhan dapat memenuhi,
Tak cukup beriman dalam sikapi Ramadhan,
       Gema pun harus menderu di suasana jiwa yang hakiki,
Qur’an turun dan juga malaikat ya ruh suci pun menunjukkan betapa Besar Allah
       Ramadhan datangi manusia untuk mengubah kondisi jiwa yang tak yakin,
Al-qadar menjawab bagi mereka yang tak mampu menjangkau kehadiran-Nya,
       Ramadhan sungguh luar biasa keberadaannya

Selengkapnya

Rabu, 11 Agustus 2010

Suluk sang Insan

Saat mulai perjalanan tak satu makhluk pun tahu,
        Sedih kurasa sedikit masuk sampai ke hati,
Dunia tak mau tahu apa pun isi hatiku,
        Duhai milik Tuhan yang timbul di alam semesta,
Sulit dimengerti bagi manusia yang hanya lihat dirinya,
       Tak akan tahu peran sadar diri menuai pelita yang malah tahu,
Pasti situasi pikirkan anak Adam yang selalu riang tak mau tahu,
       Tuk menghadap Tuhan Yang Maha Tahu,
Sadar diri perlu dalam lilitan dunia yang tak belas kasih,
       Duh suara hati manusia tak mau dengar,
Padahal derita manusia telah makan materi yang tak satu pun manfaatnya,
       Cintai lupa derita bertambah linglung akan diri,
Siapa yang menunggu sampai ikut bersama dengan ajal menjemput,
        Linglung hanya melulu tanpa damai di hati

Selengkapnya

Keluh Kesah

Saat tak ada pilu aku rindu,
        Sudah ada palsu kau malu,
Seolah perlu asal tak mau malu,
        Didikan keliru semula aku sok tahu,
Ajaran manusia lebih memuji diri,
        Tak pernah mampu menemui Hati,
Jati diri manusia seperti itu selalu mengeluh,
        Tak tahu atau malu berada di keramahan,
Ajakan seolah malu untuk ditiru,
        Tapi dia tak mampu sesungguhnya,
Hati pilu bukan karena malu,
        Tapi rindu untuk bertemu seolah malu

Selengkapnya

Senin, 09 Agustus 2010

Makna Puasa

Sakit pahit dirasakan bukan diratapi,
           Ada suasana jiwa yang hakiki,
                      soal rutinitas tak peduli,
           Gairah anak Adam rahasia Ilahi,
                      sikap hidup yang abadi,
           Bunga melati semerbak mewangi,
                      adakah yang mau menemani

Bulan suci telah datang menghadap insan beriman,
           Dunia mulai mendidik para pilihan,
                      sudahi ajakan yang membisikkan,
           Cepat-cepat berlari hindari godaan,
                      puasa lahir bukan picisan,
           Hakikat peribadatan ada di Jalan Tuhan,
                      puasa orang beriman hasilkan kemuliaan

Selengkapnya

Malam al-Qadar

Limit cobaan bodoh sudah berakhir,
           Apakah masih ada alasan akal,
                        menipu diri,
           Cobaan lain tak ada,
                        asal-asalan sekalipun,
           Bodoh apa lagi yang ada,
                        sudah selesai

Kisah sedih manusia ada dalam cerita,
           Melihat wajah seorang lanjut usia,
                        meratap lalu menangis,
           Asal mula tak ada apa-apa,
                        di alam dunia yang fana,
           Manisnya hanya jadi bahan legenda,
                        sudah pergi ditinggal juga

Merenungi lebah penghasil madu,
           Manisnya lebih dari gula,
                        jadi obat bagi manusia,
           Kalau saja sadar akan hakikatnya,
                        tak ada sedih sisakan tawa,
           Miris hati laksana mulia,
                        lidah dan dada hanya tertawa

Kepedihan manusia akan segera sirna,
           Kedatangan malam yang penuh berkah,
                        bangunlah hai manusia,
           Ada alasan untuk lakukan doa,
                        hapus setiap duka dan nestapa,
           Bila malam itu tiba,
                        bumi laksana tak ada malam gelap gulita

Pulihkan semua pilu manusia di malam mulia,
           Lama sudah derita yang menimpa,
                        malam ajak untuk ceria,
           Duka dan nestapa tak ada berita,
                        bahagia penuh alasan,
           Bingkai pikiran kotor pun tak ada,
                        semua menanti malam mulia segera tiba

Selengkapnya

Minggu, 08 Agustus 2010

Butir-butir Kehidupan

Kulakukan demi hidup apa pun itu,
            Padahal lupa aku emosi,
                         meski sudah diperingatkan,
            Seperti aku tak tahu diri,
                         begitu kuat rayuannya,
            Duhai kulit ari tampaknya begitu indah,
                         aku sungguh terbuai

Bila kutakpercaya kau ada di mataku,
            Itulah dirimu,
                         aku tahu itu,
            Sayang aku terperdaya olehmu,
                         kutakmampu akan godaanmu,
            Jelas kau memang mempesona,
                         siapa pun tak mengira

Butir-butir kau memang putih,
           Begitu silau dibuatnya,
                         hingga aku terpana,
           Mata siapa yang tak layu,
                         manis sekali kelihatannya,
           Diriku tak ingat kau telah menipu,
                         hanya Dia Yang Maha Tahu

Selengkapnya

Solatku


Menuju ajal saat yang tepat untuk Allah,
             Menjemputnya lewat solat,
                       sadarlah hai manusia,
             Ke mana pun ada catatan untukmu,
                       jatah waktu tak melebihi yang ada,
             Lama adalah ukuranmu,
                       padahal kau tak tahu batas usiamu,

Kalau ada ajal apalah arti dirimu,
            Tak lebih sekedar hamba yang hina,
                       sakit pun kau tak mampu obati,
            Adakah yang bisa mencegah ajal darimu?
                       satu detik pun tak ada,
            Solat sudahkah menuju pada ajal?
                       aku adalah makhluk Allah apa adanya,

Andaikan solatku akan menghindar dari ajalku,
           Ajal justru mendekatiku,
                       solatku adalah ajal yang menemaniku,
           Bagaimana ajalku bagaimana solatku,
                       solat yang menemaniku solat yang dibanggakan ajal,
           Sudahkah solat yang dihormati ajal?
                       aku tahu solatku bukan sekedar tapi butuh
Selengkapnya

Kalimatullah

La ilaha illallah,
          tiada Tuhan selain Allah,
Berita Ada-Nya dikabarkan,
          kepada manusia yang mengingat-Nya,
Adakah yang melihat-Nya?
          adalah hamba-Nya yang ma’rifatullah
Kalimat Allah disebut,
          wujudnya adalah Ada-Nya,
Siapakah dia?
          Allah adalah wajahnya,
Berita Ada-Nya bukan aku mengaku,
          Dia mengaku Aku,
Aku Ada dia ada,
          dia berada di Aku,
Maka Aku ya aku,
          dan Aku adalah Dia,
Aku dan Dia adalah juga aku dan dia,
          satu bagian tak sama,
Berita Ada-Nya adalah Aku,
          maka Aku ya aku juga,
Kalimat Allah disemayamkan di Hatinya,
          maka terucap tiada Tuhan selain Aku

Selengkapnya

Lupa Diri

Bakat salah sungguh tiada,
          Pada asalnya ada sekedar lupa,
                   tradisi kuat seolah ada,
          Manusia lupa tak salah,
                   itu adalah sifatnya
          Dasar pelupa itu katanya,
                   sudah ada asal-asulnya

Perasaan lupa citrakan salah,
         Akal kalah menerima perasaan,
                   padahal lupa pada Diri-Nya,
         Diri-Nya adalah dirinya,
                   manusia sibuk lupa akan Dia,
         Lupa diri namanya,
                   pupus ikatan antara dia dan Dia

Selengkapnya

Jumat, 06 Agustus 2010

Allah Azza wa Jalla

Pasti selalu Janji-Nya,
           tak pernah palsu,
Boleh izin tapi sesuai Kehendak-Nya,
           untuk hamba yang takut siksa-Nya,
Kalau Ada di mana-mana,
           tetapi tetap Ada Dia,
Dia Ada di Hatimu juga di Hatiku,
           di semua Hati yang Meng-Adakan-Nya,
Aku ucapan-Nya,
           kepada hamba yang mengenal-Nya,
Bukan Dia yang di luar sana,
           hanya Dia Yang Ada,
Bisikan adalah umpatan,
           mustahil bagi-Nya,
Petunjuk Yang Ada,
           itulah Ada-Nya,
Jiwa yang tenang,
           karena bersemayam-Nya Dia,
Tiada Tuhan selain Dia,
           Dia adalah Allah Azza wa Jalla

Selengkapnya

Menari Akhlak

Cara Nabi Saaw. sangat santun karena akhlaknya,
                 Baginda yang selalu tersenyum,
                              di mana pun berada,
                 Bukan ingin dipuji atau tak mau tahu,
                              bukan…bukan itu,
                 Beliau adalah Nabi alam semesta,
                              teladan umat manusia

Akhlak Nabi adalah al-qur’an al-karim,
                Tiap kata terucap satu makna terungkap,
                              bukan lihai sekedar ucap,
                Tarian akhlak adalah perbuatannya,
                              menempatkan cinta kepada umatnya,
                Disegani tapi tak tampak menakutkan,
                              semua sujud tanda hormat

Selengkapnya

Kamis, 05 Agustus 2010

Bukan Aku Pasti Palsu

Perjalanan manusia begitu liku,
                 Ada yang mengaku-Aku,
                             padahal itu palsu,
                 Ada-Nya bukan di dada,
                             awas itu palsu,
                 Dengarkan suara Hatimu,
                             itulah Aku dalam dirimu

Duhai manusia jangan mudah tertipu,
                Gelora bukan cari dunia,
                            dunia memang untukmu,
                Keliru ada si tukang tipu,
                            kau pasti mau dunia dibawa,
                Hidupmu bukan itu,
                            tidak ada Tuhan selain Aku

Bila ada mau tanyakan pada-Ku,
                Jangan membisu pura-pura mau,
                            biar Kutahu siapa dirimu,
                Deritamu pasti Aku tahu,
                            cobalah menghadap-Ku,
                Bukan Aku kalau kau keliru,
                            itu pasti palsu

Selengkapnya

Wujud-Ku

Aku adalah Yang Maha Tahu,
                   Sejak kau tahu siapa Aku,
                             tak perlu ragu,
                   Dia Memberi hanya satu,
                             hidup kepada-Nya,
                   Dalam ritme perjalanan,
                             tak ada waktu tanpa memuji-Ku

Jika kau tahu Wujud-Ku,
                  Kini Aku tahu siapa dirimu,
                             bukan palsu yang Kutahu,
                  Itu memang ciptaan-Ku,
                             dahagamu pada Diri-Ku,
                  Hidupmu adalah untuk-Ku,
                             hamba-Ku tak perlu ragu

Bila Aku mau apapun jadi,
                  Dalam diri yang satu,
                             yang selain dirimu,
                  Sampaikan kabar-Ku,
                             ada jiwa yang tahu,
                  Bukan salahmu bila tak mau,
                             pada dirimu Aku tetap selalu

Selengkapnya

Bingkai Gelora

Biarkan aku menuju Jalan Allah,

                   Ada Dia Yang Memberi aku hidup,

                   Kusebut nama-Nya,

                              Dia berwujud sepertiku,

                   Lalu aku pun ragu,

                              seolah tak percaya


Dia semakin Berada di Hatiku,

                   Jadi aku bertambah malu,

                  Semula ragu,

                              aku tak lagi membisu,

                  Aku adalah dirimu hai hamba-Ku,

                              aku sebetulnya siapa?


Hatiku adalah Bingkai yang aku tahu,

                  Ada-Nya di Hatiku,

                  Gelora berada di Hati bertambah,

                              aku ingin selalu bertemu,

                  Dia kini yang aku rindu,

                              seolah tak mau tahu
Selengkapnya

Rabu, 04 Agustus 2010

Jadilah Raja dalam Diri

Duhai manusia mengapa engkau duka,
          apa yang menyebabkan engkau begitu,
                 padahal sudah ada Raja pada dirimu,
          tahukah dirimu?
                 ah, pintu sudah dibuka,
                       mau apa lagi?
                 meski kah pintu ditutup sehingga engkau,
                       tak lagi melihat ada Raja di situ

Duhai buaian dunia adakah cara mengetuk pintumu,
          yang mudah mengerti ada Raja pada dirimu,
                 atau dirimu memang palsu,
          tak mungkin,
                 bukankah itu milikmu,
          atau kau memang tak mampu,
                 sepertinya kau palsu kalau begitu,
                       atau kau memang palsu

Pintumu kini masih terbuka pilu,
         gairahlah manusia,
                cobalah mendekat kau pasti tahu,
         ada Raja yang bijak dan mau tahu akan dirimu,
                meski tak perlu kau merayu,
                      Dia pasti mau,
                Dia pasti tahu siapa kamu,
                      cobalah duhai cobaan dunia
Selengkapnya
Read More